Rabu, 24 Agustus 2011

Ilmu Yang Bermanfaat


Rasulullah Saw bersabda; bahwa ada tiga hal yang tidak akan terputuskan, walaupun seorang manusia telah meregang ajal, yaitu; amal jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang shalih.

Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang memiliki manfaat buat orang lain dalam menuju ketaqwaan kepada Allah, bukan menuju kefasikan. Hal ini bukan hanya menyangkut ilmu-ilmu agama secara ritual, namun yang non ritual pun memiliki dimensi dalam menopang ketaqwaan kepada Allah.

Ada seseorang yang dalam kehidupannya secara ekonomi sangat sulit. Kesulitan ekonominya ini menyebabkannya banyak mengeluh kepada Allah. Wajarlah apabila Rasulullah Saw berkata bahwa kefakiran lebih dengan kepada kekufuran. Manakala kita membantu orang tersebut, dengan mengajarkan ilmu ketrampilan menjahit, yang dengan itu menyebabkannya bisa mencari nafkah, mensedikitkan keluhan dari dirinya, maka sesungguhnya ilmu tersebut bermanfaat untuk menuju taqwa. Ketika ini terjadi maka para penduduk langit akan bershalawat untuk orang yang menafkahkan ilmunya, dan Allah pun melimpahkan rahmat-Nya kepadanya.

Agar para penduduk langit bershalawat dan Allah pun melimpahkan rahmat, maka kita harus meluruskan niat dalam mengajarkan ilmu. Niat yang tulus ikhlas untuk mendapat rahmat Allah inilah yang harus dibangun di hati. Apabila niatnya dirusak oleh keinginan mendapat balasan uang, pujian, popularitas, dan lain sebagainya -selain balasan Allah- maka akan merusak amalnya. Ilmu itu boleh jadi bermanfaat untuk orang lain, namun Allah tidak memberikan balasan atas cucuran keringat yang dikelurkannya dalam mengajarkan ilmu. Bahkan dalam sebuah hadits dikatakan, Allah memerintahkan malaikat untuk melemparkan amalnya tersebut, dan menulisnya sesuai dengan niatnya.

Orang yang sadar tentang manfaat mengajarkan ilmu kepada orang lain, maka mereka akan berbondong-bondong megajarkan ilmu. Ia tidak akan kikir terhadap ilmu yang dimilikinya. Ia akan senang ketika melihat orang lain bisa mengerjakan suatu hal yang sebelumnya tidak dapat dikerjakannya. Ia akan bergembira ketika melihat orang lain, lebih
mengerti dan memahami sebuah persoalan dari yang sebelumnya dalam kebodohan.

Dalam hadits yang lain, Rasulullah Saw berkata: "Allah senang terhadap orang yang belajar, namun lebih senang terhadap orang yang belajar dan mengajarkannya". Kita semua sedang belajar dalam majelis ini. Sangat baik apa yang kita telah pelajari, maka kita sebarkan kepada yang lainnya. Semoga kita semua bisa menjadi orang-orang yang taat. Kita bukan hanya menjadi orang yang tangannya berada di bawah, tetapi membaliknya menjadi orang yang tangannya berada di atas. Bukankah Rasulullah Saw mengatakan bahwa orang yang tangannya di atas adalah lebih mulia di hadapan Allah, daripada orang yang tangannya di bawah?

Minggu, 31 Juli 2011

kehidupan menurut saya

kehidupan adalah suatu ekosistem manusia yang telah ada sejak manusia itu lahir sampai manusia itu mati...

Sabtu, 30 Juli 2011

Nilai Penting Iman bagi Kehidupan Manusia (Bagian 3)

Pada dua edisi sebelumnya (baca di sini dan di sini) telah kami sampaikan beberapa yang menunjukkan nilai iman yang sangat berharga, yaitu:
1-      Masuk Islam menggugurkan semua dosa sebelumnya.
2-      Kehidupan yang baik.
3-      Aman dari kesesatan di dunia dan dari kecelakaan diakhirat.
4-      Mendapatkan ampunan Allah dan pahala yang besar.
5-      Orang-orang ang beriman adalah sebaik-baik makhluk.
6-      Harta, darah, dan kehormatan orang beriman terjaga.
7-      Hanya orang beriman yang masuk sarga.
Maka, inilah kelanjutan dari keterangan tersebut:

8- Jika masuk neraka karena dosa-dosanya, pasti akan keluar
Orang kafir pasti masuk neraka dan kekal di dalamnya. Adapun jika seorang mukmin masuk neraka, karena dosa-dosa besarnya, maka dia akan keluar dengan syafaat orang-orang yang memohonkan syafaat atau karena rahmat Allah semata.
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَّا أَهْلُ النَّارِ الَّذِينَ هُمْ أَهْلُهَا فَإِنَّهُمْ لَا يَمُوتُونَ فِيهَا وَلَا يَحْيَوْنَ وَلَكِنْ نَاسٌ أَصَابَتْهُمْ النَّارُ بِذُنُوبِهِمْ أَوْ قَالَ بِخَطَايَاهُمْ فَأَمَاتَهُمْ إِمَاتَةً حَتَّى إِذَا كَانُوا فَحْمًا أُذِنَ بِالشَّفَاعَةِ فَجِيءَ بِهِمْ ضَبَائِرَ ضَبَائِرَ فَبُثُّوا عَلَى أَنْهَارِ الْجَنَّةِ ثُمَّ قِيلَ يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ أَفِيضُوا عَلَيْهِمْ فَيَنْبُتُونَ نَبَاتَ الْحِبَّةِ تَكُونُ فِي حَمِيلِ السَّيْلِ (م 185)
Dari Abu Sa’id Al-Khudri, dia berkata,“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Adapun penduduk neraka yang mereka menjadi penduduknya, maka mereka tidak akan mati di dalam neraka dan tidak akan hidup. Tetapi orang-orang yang tertimpa siksa neraka dengan sebab dosa-dosa mereka, maka Dia (Allah) akan mematikan mereka. Sehingga apabila mereka telah menjadi arang, diberi izin mendapatkan syafaat. Maka, mereka didatangkan dalam keadaan kelompok-kelompok yang berserakan. Lalu mereka ditebarkan di sungai-sungai surga, kemudian dikatakan, ‘Wahai penduduk surga tuangkan (air) kepada mereka!’ Maka, merekapun tumbuh sebagaimana tumbuhnya bijian yang ada pada tanah yang dibawa aliran air.’” [H.R. Muslim no: 185; dan lainnya. Lihat takhrij-nya di dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 1551]
9- Hanya amal orang beriman yang diterima.
Sesungguhnya, amal memiliki syarat-syarat untuk diterima oleh Allah. Yaitu: ikhlas dan mengikuti sunnah. Dan pelakunya harus orang yang beriman. Maka, beruntunglah orang yang beriman, dan sangat rugi orang yang kafir.
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. An-Nahl/16: 97)
Oleh karena itulah, amal orang kafir itu tertolak karena tidak memenuhi syarat diterimanya amal. Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْئَانُ مَآءً حَتَّى إِذَا جَآءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا وَوَجَدَ اللهَ عِندَهُ فَوَفَّاهُ حِسَابَهُ وَاللهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ
Dan orang-orang yang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun.Dan didapatinya (ketetapan) Allah di sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amalnya dengan cukup dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya. (Q.S. An-Nuur/24: 39)
Namun dengan keadilan-Nya, Allah membalas amal kebaikan orang kafir itu di dunia ini. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi was sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ لاَ يَظْلِمُ مُؤْمِنًا حَسَنَةً يُعْطَى بِهَا فِي الدُّنْيَا وَيُجْزَى بِهَا فِي الْآخِرَةِ وَأَمَّا الْكَافِرُ فَيُطْعَمُ بِحَسَنَاتِ مَا عَمِلَ بِهَا لِلَّهِ فِي الدُّنْيَا حَتَّى إِذَا أَفْضَى إِلَى الْآخِرَةِ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَةٌ يُجْزَى بِهَا
Sesungguhnya, Allah tidak akan menzalimi seorang mukmin satu kebaikanpun, dia akan diberi (rezeki di dunia) dengan sebab kebaikannya itu, dan akan dibalas di akhirat. Adapaun orang kafir, maka dia diberi makan dengan kebaikan-kebaikannya yang telah dia lakukan karena Allah di dunia, sehingga jika dia telah sampai ke akhirat, tidak ada baginya satu kebaikanpun yang akan dibalas. (H.R. Muslim, no. 2808, dari Abu Hurairah. Lihat As-Shahihah, no. 53)
10- Siksaan untuk orang kafir tidak ditebus dengan harta, atau lainnya.
Sesungguhnya, dunia ini adalah tempat beramal untuk akhirat, sehingga belum ada hisab yang sempurna di dunia ini. Demikian pula akhirat merupakan tempat pembalasan yang sempurna, sehingga tidak ada amal atau tebusan yang akan menyelamatkan orang-orang kafir. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارُُ فَلَن يُقْبَلَ مِنْ أَحَدِهِم مِّلْءُ اْلأَرْضِ ذَهَبًا وَلَوِ افْتَدَى بِهِ أُوْلاَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمُُ وَمَالَهُم مِّن نَّاصِرِينَ
Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mereka mati tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak itu). Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong. (Q.S. Ali ‘Imran/3: 91)
Padahal, sesungguhnya yang Allah perintahkan di dunia ini lebih ringan dari menebus siksa dengan emas sebesar bumi, namun orang-orang kafir enggan beriman, bahkan mereka menyekutukan Allah dengan selain-Nya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberitakan hal ini di dalam haditsnya,
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ   يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى لِأَهْوَنِ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَوْ أَنَّ لَكَ مَا فِي الْأَرْضِ مِنْ شَيْءٍ أَكُنْتَ تَفْتَدِي بِهِ فَيَقُولُ نَعَمْ فَيَقُولُ أَرَدْتُ مِنْكَ أَهْوَنَ مِنْ هَذَا وَأَنْتَ فِي صُلْبِ آدَمَ أَنْ لَا تُشْرِكَ بِي شَيْئًا فَأَبَيْتَ إِلَّا أَنْ تُشْرِكَ بِي (خ 6557)
Dari Anas bin Malik, dari Nabi , beliau bersabda, “Allah Ta’ala akan berkata kepada penduduk neraka yang paling ringan siksanya pada hari kiamat,‘Jika engkau memiliki seluruh yang ada di bumi (berupa emas), apakah engkau akan menebus diri dengannya (emas itu)?’ Dia menjawab, ‘Ya.’ Lalu Allah Ta’ala akan berkata, ‘Sesungguhnya, aku telah menghendaki darimu (memerintahkan) yang lebih mudah dari ini, ketika engkau berada di dalam tulang punggung Adam, yaitu agar engkau tidak menyekutukan-Ku dengan apapun, tetapi engkau enggan kecuali menyekutukan-Ku.’” (H.R. Bukhori, no. 6557)
Bahkan, seandainya orang kafir itu menebus siksa hari kiamat dengan manusia yang paling dekat dengannya, atau bahkan dengan semua manusia, Allah tidak akan menerimanya. Allah memberitakan hal ini dengan firman-Nya,
يَوْمَ تَكُونُ السَّمَآءُ كَالْمُهْلِ.وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ .وَلاَ يَسْئَلُ حَمِيمٌ حَمِيمًا . يُبَصَّرُونَهُمْ يَوَدُّ الْمُجْرِمُ لَوْ يَفْتَدِي مِنْ عَذَابِ يَوْمَئِذٍ بِبَنِيهِ . وَصَاحِبَتِهِ وَأَخِيهِ . وَفَصِيلَتِهِ الَّتِى تُئْوِيهِ . وَمَن فِي اْلأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ يُنجِيهِ . كَلآ إِنَّهَا لَظَى . نَزَّاعَةً لِلشَّوَى . تَدْعُوا مَنْ أَدْبَرَ وَتَوَلَّى . وَجَمَعَ فَأَوْعَى
Pada hari ketika langit menjadi seperti luluhan perak. Dan gunung-gunung menjadi seperti bulu (yang berterbangan). Dan tidak ada seorang teman akrabpun menanyakan temannya. Sedang mereka saling melihat. Orang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya. Dan istrinya dan saudaranya. Dan kaum familinya yang melindunginya (di dunia). Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya, kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannnya. Sekali-kali tidak dapat. Sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergejolak, yang mengelupaskan kulit kepala, yang memanggil orang yang membelakang dan yang berpaling (dari agama). Serta mengumpulkan (harta benda) lalu menyimpannya. (Q.S. Al-Ma’aarij/70: 8-18)
Setelah kita mengetahui nilai iman yang tidak ada bandingannya, maka hendaklah kita selalu istiqamah di atas agama Islam yang haq ini. Semoga Allah selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran. Aamiin.